Thursday, January 22, 2009

Petani Merugi Rp7 Miliar

Thursday, 22 January 2009

POLEWALI(SINDO) – Para petani di Kab Polman,Sulawesi Barat (Sulbar), diperkirakan merugi hingga Rp7 miliar.

Hal itu disebabkan ratusan hektare (ha) gagal panen pascabanjir bandang pada Sabtu (10/1) lalu. Ratusan lahan tersebut mengalami kerusakan berat setelah diterjang banjir bandang yang mengakibatkan kerugian bagi para petani di daerah tersebut merugi hingga miliaran rupiah.

“Kerugian yang kami alami pada sektor pertanian sekitar Rp7 miliar dan tersebar di semua lokasi banjir,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Polman Hasanuddin Kandatong kepada SINDO,kemarin. Dia mengaku, saat banjir bandang melanda Polman, ribuan lahan persawahan tergenang air.

Namun,setelah didatadandipantaulangsungke lapangan pada dua hari pascabanjir, sekitar 795 ha sawah mengalami kerusakan berat,bahkan mati.“Saat banjir hari pertama,banyak yang tergenang. Akan tetapi, setelah diteliti, 795 ha yang mengalami kerusakan berat, sementara 2.000-an ha lainnya masih dapat diperbaiki dan akan dapat berproduksi dengan baik.Jadi,2000-an ha itu hanya tergenang,”jelasnya.

Data yang dihimpun SINDO, lahan pertanian tersebut banyak terdapat di Kecamatan Polewali,Wonomulyo, dan Campalagian.Sementara untuk bidang peternakan juga mengalami kerugian sekitar Rp1,7 miliar. Pasalnya, hewan ternak di beberapa kecamatan yang dilanda banjir,mati terbawa arus air.

“Setelah kami mendata, kerugian sektor peternakan mencapai Rp1,7 miliar,” tuturnya. Peternak tersebut banyak terdapat di Kecamatan Alu, Limboro, Tinambung, dan Campalagian. Kunding, 41, salah seorang petani Campalagian menyatakan, akibat banjir bandang tersebut, pihaknya merugi sekitar Rp100-an juta karena padi yang akan segera dipanen tergenang air.

“Kami tidak bisa berbuat banyak karena hal ini bencana alam. Sekarang yang kami harapkan hanya bantuan pemerintah untuk membenahinya,” katanya.Sementarapetani di sekitar Bendungan Sekka- Sekka yang merupakan bendungan terbesar di Polman, kerugian petani di daerah tersebut tergolongbesar. Pasalnya, mereka mengaku,lahan mereka mengalami kerusakan berat akibattidakadanya airyangsaatini mengaliri sawah mereka.

Kerugian juga dialami Dinas Pendidikan (Diknas) Polman pascabanjir yang mencapai Rp2 miliar. Hal tersebut meliputi kerugian pada sektor pendidikan SD, yakni dari fisik sekolah, mebeler, dan bukubuku pelajaran. Begitu juga SMP dan SMA yang sebagian dari fisik dan fasilitas sekolah itu rusak akibat terjangan banjir bandang.

“Setelah dihitung-hitung, jumlah keseluruhan kerugian yang kami alami khusus pada sektor pendidikan mencapai Rp2 miliar, yakni dari fisik dan fasilitas sekolah,” papar Kepala Dinas Pendidikan Polman Najib A Madjid.

Menurut dia, pihaknya telah melaporkan hasil estimasi kerugian tersebut kepada Bupati Polman Ali Baal Masdar dan telah diserahkan ke pemerintah pusat untuk ditindaklanjuti. “Hasil penghitungan itu telah kami selesaikan dan diserahkan bahkan pak bupati sudah ke Jakarta untuk melaporkan masalah tersebut, ”jelasnya. (abdullah nicolha)

No comments: