Thursday, January 22, 2009

Limbah Minyak Cemari Pantai

Wednesday, 21 January 2009

MAJENE(SINDO) – Ratusan nelayan di Desa Pellattuang, Kecamatan Tammerodo, Kabupaten Majene,Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar),terpaksa tidak melaut.

Alasannya, mereka diresahkan dengan adanya limbah minyak yang mencemari pantai di daerah tersebut. Mereka memilih tidak melaut karena limbah minyak di perairan Pellattoang meresahkan para nelayan. Apabila limbah tersebut mengenai perahu, para nelayan harus mencucinya dengan minyak tanah.

“Kami malas mencari ikan kalau keadaan seperti ini karena perahu harus dicuci dengan minyak tanah kalau terkena limbah baru bisa hilang,” kata salah seorang nelayan setempat Kamaruddin, 40, kepada SINDO, kemarin. dia bersama nelayan yang lain sudah lima hari tidak melaut karena harus bersusahpayah membersihkan perahu setelah terkena limbah tersebut.“

Cuaca di laut sangat cerah, tetapi kami sangat meresahkan limbah tersebut.Terpaksa kami memilih memarkir perahu di pantai dan mencari kegiatan lain hingga limbah itu hilang,”ungkapnya. Dengan adanya limbah minyak tersebut ratusan nelayan dirugikan karena selama lima hari terakhir ini tidak mendapatkan pemasukan seperti hari-hari biasanya.

“Biasanya kami dapat ikan dengan harga Rp500.000 hingga Rp1 juta, tapi sekarang dengan kerja sampingan (bertani), tidak dapat apa-apa kecuali biaya makan,”tandasnya. Hal senada dikatakan Yusran, 35,yang menyatakan, dengan adanya limbah tersebut warga khawatir jika nanti limbah minyak itu membahayakan warga sekitar, misalnya terserang penyakit.

“Selain mengurangi pendapatan para nelayan limbah tersebut juga dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi warga, yakni terserang penyakit,”jelasnya. Apalagi, pantai tersebut merupakan tempat bermain bagi anak-anak sekitar.

Hal itu perlu segera mendapat perhatian pemerintah setempat untuk segera dibenahi agar laut kami, khususnya di perairan Majene tidak tercemar limbah minyak. Dari penuturan warga setempat,limbah tersebut tidak diketahui asalnya dan kapal jenis apa karena warga mengetahui hal itu saat hendak melaut.

“Jadi,kami tidak tahu asal limbah minyak ini karena saat ditemukan tidak ada kapal yang berlabuh saat itu. Jenisnya pun belum diketahui pasti yang jelas kalau terkena perahu baru pibisa hilang kalau pakai minyak tanah,”papar nelayan yang lain Hamzah, 42, di Majene kemarin.

Bupati Majene Kalma Katta yang dikonfirmasi terkait pencemaran pantai itu mengaku, baru mengetahui masalah tersebut dan berjanji akan langsung meninjau ke lokasi tersebut. ”Saya baru mengetahui hal itu dari rekan-rekan, Insya Allah, hari ini (Kamis 22/1),kami akan meninjau ke Pantai Pellattoang,”ujarnya.

Menurut Bupati,pihaknya juga akan mengambil sampel limbah tersebut untuk diteliti. Sebab, hal itu akan membahayakan tumbuhan di sekitar dan otomatis akan mengganggu aktivitas warga setempat. ”Ini merupakan satu masalah yang harus segera diatasi, ”tandasnya. (abdullah nicolha)

No comments: