Wednesday, June 24, 2009

Majene Siapkan Lahan 20 Ha Pembangunan IAIN Sulbar

Thursday, 25 June 2009

MAJENE (SI) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene saat ini telah menyiapkan lahan seluas 20-30 hektar (ha) untuk pembangunan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di provinsi ke-33 tersebut.

Bupati Majene Kalma Katta dalam surat rekomendasinya bernomor 643.3/1/2009 tertanggal 1 Juni 2009 telah menyediakan lokasi untuk pembangunan kampus IAIN Sulbar seluas 20-30 ha yang terletak di Lingkungan Rangas Kelurahan Totoli Kecamatan Banggae Kabupaten Majene.

Wakil Bupati Majene Itol Syaiful Tonra menyatakan, pihaknya saat ini telah menyiapkan lahan untuk pembangunan kampus IAIN Sulbar di Kecamatan Banggae karena merupakan salah satu komitmen pembentukan provinsi Sulbar yakni menjadikan Kabupaten Majene sebagai kota pendidikan.

Menurut dia, Pemkab Majene hanya berpartisifasi menyiapkan lahan untuk peningkatan pemdidikan di daerah itu dan sebagai wujud dukungan. “Kami hanya menyediakan lahan serta mendukung pengadaan fasilitis pendidikan di daerah ini (Majene),” katanya kepada SI kemarin.

Salah seorang penggagas IAIN Sulbar Abdul Gafur menyatakan, pihaknya bersama Pemkab setempat telah menemui Mentri Agama, Dirjen Dikti, dan Dirjen Bimas untuk membicarakan rencana pembangunan perguruan tinggi Islam itu. Dia mengaku, semua pihak telah memberikan respons positif, begitu juga dengan pemkab setempat yang bersedia memberikan lahan.

Gafur menyatakan, pihaknya menjadikan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al Mardiyah sebagai cikal pendirian IAIN tersebut, STAI itu menurutnya telah memiliki satu angkatan dan memiliki satu fakultas yakni tarbiyah jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), tapi setelah lebur ke dalam IAIN Sulbar nanti direncanakan dibuka tujuh fakultas agama dan umum.

Informasi yang dihimpun SI, tahun ini STAI Al Mardiyah belum mengumumkan penerimaan mahasiswa baru karena menunggu IAIN tersebut terbentuk. “Karena merupakan salah satu syarat cikal bakal pendiriannya maka kami berharap IAIN Sulbar telah terbentuk sehingga Al Mardiyah juga sudah lebur di dalamnya,” katanya kepada SI via ponselnya kemarin.

Sementara itu, Direktorat Jendral (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Prof DR Muh Ali meminta agar proposal pendirian IAIN di Sulbar disempurnakan. Pasalnya, dalam proposal yang diajukan oleh pihak inisiator tidak mencantumkan program studi. Kendati demikian, pihak Dikti menyambut positif rencana pembangunan itu.

Dia menyatakan, pihaknya telah memenuhi beberapa landasan untuk pendirian IAIN tersebut, namun dia mengakui bahwa belum mencantumkan program studi dalam proposalnya.

Menurut dia, persyaratan pendirian IAIN adalah harus memiliki tiga fakultas dan memiliki tiga jurusan dan setiap jurusan diharuskan memiliki dua program studi. Setiap fakultas harus memiliki minimal satu professor sebagai dosen dan setiap jurusan memiliki satu dosen berklasifikasi doctor. “Semua dosen program studi harus berkualifikasi magister specialis, sedangkan pada setiap program studi yang dibuka memiliki enam orang dosen,” ungkapnya.

Bahkan, penggagas IAIN Sulbar saat ini mengklaim telah memiliki tenaga dosen yang cukup. Gafur menyebutkan, tenaga dosen yang disiapkan yakni professor sebanyak 40 orang, doctor 80 orang, dan magsiter sebanyak 100-an orang.

Dia optimistis, IAIN Sulbar akan bisa dirampungkan (berdiri) sebelum pelantikan presiden terpilih mendatang karena tinggal memasukkan program studi ke dalam proposal dan akan diajukan kembali ke Dirjen Dikti di Jakarta. “Insya Allah, pada awal bulan ini kami akan kembali menghadap ke Dirjen Dikti untuk menyerahkan kembali proposal itu,” tandasnya.

Sekretaris Dewan Pendidikan (DP) Sulbar Amran HB menyatakan, hingga saat ini pihaknya tidak mengetahui secara jelas prosesnya karena tidak pernah dilibatkan dalam setiap diskusi. Padahal, Dewan Pendidikan merupakan salah satu stakeholder yang juga penting bagi peningkatan pendidikan di Sulbar. “Kami tidak tahu dibawah naungan apa, karena tidak pernah terlibat,” katanya kepada SI via ponselnya, kemarin.

Namun, dari informasi yang diperoleh, proses pendirian IAIN tersebut telah sampai ke pusat dan ditangani langsung oleh pemerintah dan dinas terkait. Amran menyatakan, dari segi kelayakan Sulbar sudah layak memiliki salah satu perguruan tinggi agama yang berbasis negeri. “Kami lihat memang sudah layak. sehingga kami berharap hal itu dapat segera tercapai untuk mendukung peningkatan pendidikan di Sulbar,” ungkapnya. (abdullah nicolha)

No comments: