Monday, December 21, 2009

Kasek Akui Potong Bantuan Siswa

Monday, 21 December 2009
WATANSOPPENG(SI) – Kepala SDN 12 Biccuing, Kelurahan Botto,Kecamatan Lalabata,Kabupaten Soppeng,Hj Hadriati Harun,membantah melakukan pemotongan dana bantuan bagi siswa-siswi yang kurang mampu di sekolah tersebut.

Bahkan,ibu paruh baya itu berdalih, dana Rp60.000 per siswa tersebut diberikan orangtua murid secara ikhlas.Dia menyebutkan,potongan dana itu telah dikembalikan kepada masing-masing orangtua murid yang menerimanya.

“Sebenarnya tidak dipotong, orangtua yang kasih. Saya juga tidak meminta mereka, tapi merekalah yang memberikan kepada saya dengan rasa ikhlas dan sebagai tanda terima kasih atas dana tersebut karena dengan perjuangan dan jerih payah yang dilakukan sehingga mereka dapat menerimanya,” tandasnya kepada Seputar Indonesia (SI) di ruang kerjanya,kemarin.

Dia mengungkapkan, sebenarnya tidak ada masalah, tapi ada pihak-pihak tertentu yang menginginkan dia dipandang jelek oleh masyarakat hingga atasan. “Tidak benar sama sekali. Ada pihak yang ingin agar saya jelek di mata orang. Keberatan orangtua murid itu juga karena desakan orang-orang tertentu,” ungkapnya.

Kasek SDN 12 Biccuing Hadriati ini menambahkan, alasannya mengembalikan dana bantuan siswa kurang mampu tersebut karena takut nanti ada masalah jika ada orangtua murid yang tidak ikhlas. “Saya kembalikan karena takut ada masalah. Buktinya seperti sekarang ini,saya tidak ingin ada yang tidak ikhlas,makanya dikembalikan,” katanya.

Sementara dana yang diduga dibebankan kepada peserta ujian nasional (UN) beberapa waktu lalu,juga tidak benar karena sebenarnya bukan dibebankan kepada murid, tapi pihak sekolah yang memberikan kepada siswa sebesar Rp5000 per hari per siswa selama masa ujian,yakni satu pekan.

“Jadi, itu dari pihak sekolah yang diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan memang telah kami programkan sebelumnya, yang jelas apa yang ditudingkan orang tersebut tidak benar,”tandasnya.

Hatijah, 41, orangtua murid, warga Jalan Kesatria Kayangan Watansoppeng, menandaskan, pemotongan uang Rp60.000 oleh kepala sekolah itu dilakukan dengan alasan pembayaran biaya administrasi selama pengurusan bantuan tersebut berupa meterai dan lain-lain.

“Kami berikan karena dengan alasan biaya administrasi pengurusan salah satunya meterai. Dengan begitu, mau tidak mau kami harus memberikannya. Saya bilang sama Ibu Kasek, kalau demikian adanya yah diberikan kalau memang ada biaya seperti itu karena dengan dana Rp300.000 kami merasa bersyukur,” ungkap Hatijah kepada SI di hadapan Kasek SDN 12 Biccuing di ruang kerjanya, kemarin.

Dia juga mengaku, kasek tersebut telah mengembalikan dana yang sebelumnya dipotong Rp60.000 kepada orangtua murid dengan dibuktikan tanda tangan, sama seperti sebelumnya saat kasek memberikan pernyataan tidak keberatan atas potongan tersebut.

“Kami semua bertanda tangan tanda terima kembali dari kasek,”ujar dia. Diberitakan sebelumnya, sejumlah orangtua murid di SDN Biccuing itu menduga Hj Hadriati melakukan pemotongan dana bantuan bagi murid kurang mampu di sekolah tersebut. “Bantuan siswa yang kurang mampu itu disalurkan melalui kantor pos sebanyak Rp360.000 per siswa dan diduga dipotong Rp60.000 oleh kasek.

Dari data yang dihimpun Seputar Indonesia(SI),12 murid SDN 12 Biccuing menerima bantuan yang merupakan bantuan dari provinsi melalui kabupaten. Selain dana bantuan tersebut, saat pelaksanaan UN lalu, siswa yang mengikuti ujian juga diduga dibebankan biaya Rp5.000 per siswa dalam sehari selama satu pekan. (abdullah nicolha)

No comments: