Sunday, December 20, 2009

Soppeng Kembangkan Energi Bio Gas

Sunday, 20 December 2009
WATANSOPPENG(SI) – Kabupaten Soppeng melalui Dinas Peternakan dan Perikanan setempat sejak 2008 lalu telah mengembangkan energi bio gas di beberapa kecamatan di daerah tersebut.

Upaya tersebut disambut positif Bupati Soppeng Andi Soetomo. “Hal ini sangat bagus baik dari segi kesehatan lebih lebih dari segi ekonomi dan perlu terus dikembangkan,” ungkapnya saat melakukan peninjauan di salah satu unit bio gas di Takkalala Kecamatan Marioriwawo pekan lalu.

Data yang dihimpun Harian Seputar Indonesia (SI), instalasi bio gas yang dibangun di wilayah tersebut menelan anggaran sekitar Rp13 juta pada tahun anggaran 2009. Bahkan, orang nomor satu di Bumi Latemmamala ini menyaksikan langsung prosesi bio gas hingga disuplai dan menyalakan sebuah kompor gas.

Menurut dia,hal ini sangat positif baik dari kesehatan lingkungan maupun dari segi ekonomi karena ibu rumahtangga atau masyarakat tidak perlu lagi membeli gas elpiji.“Jadi pengembangan bio gas sangat tepat ketika pemerintah memprogramkan konversi minyak tanah ke gas elpiji,” tegas dia.

Kadis Peternakan dan Perikanan Soppeng Sugirman Djaropi menjelaskan,dari segi kesehatan lingkungan sangat aman karena kotoran sapi sudah tidak berbau karena kuman penyakit sudah terbunuh dan tidak panas lagi. Sementara dari segi ekonomi dengan tabung fermentasi 10 meter kubik bisa menyuplai tiga rumahtangga.

Sugirman menjelaskan, hitungannya pada tiap rumah tangga misalnya membutuhkan dua tabung gas elpiji 2kg maka,dalam sebulan menghemat enam tabung gas masing masing senilai Rp90.000 atau Rp540.000 per bulan. “Kalau dikali 12 bulan atau satu tahun maka dapat menghemat Rp6.480.000,” jelas Sugirman.

Dia menambahkan, hal tersebut baru dari segi gas, belum dari ampas kotoran yang sangat bagus untuk pupuk organik senilai Rp1.000 per kg. Untuk tangki pencerna katanya, 10 m3 dibutuhkan 5 ekor sapi yang normalnya menghasilkan kotoran 5-8 kg per-ekor perhari. “Cuma bagaimana agar sapinya dapat menghasilkan kotoran terus,”tuturnya.

Lebih efisien dan ekonomis dari segi tekhnis program bio gas juga mendidik petani untuk membiasakan mengandangkan ternak sapi yang berarti lebih mudah dikontrol dan pemberian pakan lebih teratur. Dari segi keamanan juga lebih terjamin dan bio gas sudah terintegrasi dengan pemeliharaan ternak sapi.

Selain di Kecamatan Marioriwawo yang dibangun dengan dana Rp13 juta, enam unit lainnya masing masing satu unit di Kecamatan Marioriawa, Lalabata, Donri Donri, Lilirilau, dan Kecamatan Liliriaja dua unit.

“Untuk TA 2010 mendatang diprogram di Kecamatan Ganra dan Citta sehingga seluruh kecamatan sudah memiliki unit bio gas yang nantinya bisa dikembangkan masyarakat,” ungkap Kadis peternakan ini.

Bahkan pihaknya memogramkan pada 2010 mendatang.Apabila memungkinkan pengadaan tabung pencerna yang lebih besar, yakni selain dapat menghasilkan gas juga energi listrik di daerah pedesaan yang belum terjangkau aliran listrik. (abdullah nicolha

No comments: