Saturday, November 6, 2010

Sehari,Rampungkan 720 Buah Gelang

Friday, 05 November 2010
KISAH PERAJIN GELANG CALHAJ

"Para calon haji (calhaj) asal Indonesia diberangkatkan dari Tanah Air menuju Baitullah yang akan berkumpul dengan jutaan manusia dari seluruh penjuru dunia.Untuk membedakannya,harus ada tanda agar mudah diidentifikasi saat berada di Tanah Suci".

BANYAKNYA jamaah yang berbondong- bondong ke Baitullah (Mekkah) hingga mencapai jutaan orang saat musim haji tiba memaksa Pemerintah Indonesia membuat terobosan agar jamaah asal Indonesia dapat dengan mudah diidentifikasi. Salah satunya membekali setiap jamaah gelang berwarna perak (besi putih).

Di gelang tersebut terukir nama, kloter, pemberangkatan, dan daerah asal.Gelang ini akan memudahkan identifikasi jika ada calhaj yang tersesat ataupun hal terburuk yang menimpanya saat melakukan rangkaian ibadah rukun Islam yang kelima itu.

Proses pembuatan gelangnya pun dilakukan melalui tender dan ditangani oleh satu perusahaan sebagai pemenang. Setiap tahun, ditangani perusahaan berbeda. Musim haji tahun ini menjadi tanggung jawab PT Amaras Jakarta untuk semua embarkasi di Indonesia. Khusus embarkasi Makassar, PT Amaras menggunakan tenaga para perajin dari Kabupaten Jepara, Jawa Timur (Jatim),yang menangani sekitar 15.752 orang.

Meski demikian, perajin tetap menyiapkan bahan lebih dari itu untuk mengantisipasi kesalahan dalam penulisan nama dan alamat. Pengrajin asal Jepara, Mokhowifin, 35, mengatakan, pihaknya menyiapkan bahan gelang (plat monel) lebih banyak dari jumlah calhaj yang diberangkatkan yakni 16.000 plat monel.

“Bahan yang digunakan sengaja kami siapkan lebih banyak karena dikhawatirkan ada yang kesalahan penulisan nama,” katanya kepada SINDO saat ditemui di Asrama Haji Sudiang Makassar.

Dia mengatakan, sejak awal pemberangkatan calhaj, dalam sehari rata-rata terdapat dua calhaj yang meminta dilakukan perbaikan atas penulisan nama pada gelang yang dimilikinya.

Pembuatan nama pada gelang calhaj ini mengikuti nama yang tertera pada manifes. Jika terjadi kesalahan nama pada manifes, pembuatan pada gelang pun akan ikut salah. “Kami bekerja hanya mengikuti nama dalam manifes,”tutur perajin yang sudah 10 lebih ini menggeluti bidang tersebut.

Mukhowifin menambahkan, dalam sehari pihaknya mampu membuat gelang 720-an buah atau dua kloter calhaj, sesuai sistem yang ditentukan.

“Untuk satu kloter,kami membutuhkan waktu selama tiga jam membuat gelang untuk seluruh calhaj dalam dua kloter,berarti dalam sehari kami bekerja selama enam jam dan merampungkan 720 buah gelang,”paparnya.

Sejak berada dan bekerja di Asrama Haji Sudiang,pihaknya membuat gelang untuk 32 kloter, dengan jumlah jamaah mencapai sekitar 11.520 orang atau 11.520-an buah gelang.

“Pada tahun ini,pembuatan gelang calhaj dimenangkan dan ditangani PT Amaras dan menggunakan tenaga dari Jepara yang memang merupakan perajin aksesori berbahan stainless steel,”ujarnya.

Dia mengaku,perusahaan yang memenangkan tender pembuatan gelang untuk para calhaj Indonesia selalu menggunakan tenaga dari perajin asal Kabupaten Jepara. Terbukti sejak lebih 10 tahun, dia menangani pembuatan gelang untuk calhaj dengan perusahaan yang berbeda-beda.

“Jadi, tiap tahun perusahaannya berbeda,tahun lalu saya menangani pembuatan di Jawa dan kali ini saya di Makassar,tidak tahu musim haji tahun depan karena perusahaan yang menang selalu menggunakan tenaga dari Jepara karena memang perajin berbahan stainless steel kebanyakan dari sana,”tandas Mukhowifin.

Gelang tersebut menjadi salah satu ciri jamaah asal Indonesia yang ada di Tanah Suci Mekkah serta sebagai penanda agar mudah diidentifikasi saat berkumpul dengan jutaan manusia,apalagi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berada di Baitullah. (abdullah nicolha/ bersambung)

No comments: