Tuesday, April 14, 2009

Gubernur Tegur Penyalur Pupuk Nakal

Monday, 13 April 2009
MAMUJU(SI) – Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Anwar Adnan Saleh berjanji memberikan sanksi tegas kepada para penyalur pupuk nakal di daerah tersebut,apabila terbukti menjual pupuk bersubsidi kepada pedagang.

“Kami akan memberikan sanksi pencabutan izin penyaluran pupuk bagi mereka yang menjual pupuk bersubsidi kepada pedagang dan menumpuk pupuk tersebut di gudang,” kata Gubernur di kediamannya, akhir pekan lalu. Pihaknya memantau penyalur nakal yang berada di sejumlah daerah di Sulbar dan menyelidiki dari pantauannya.

Dia mengaku bahwa memang ada beberapa penyalur yang menjual pupuk bersubsidi tersebut kepada pedagang dan menjualnya kepada petani dengan harga yang mahal. “Saya sudah pantau itu dan memang ada.Para bupati juga sudah saya minta untuk memantau dan segera bertindak serta harus dijual ke petani bukan ke pedagang,” jelasnya.

Sementara untuk program Gerakan Nasional (Gernas) kakao, Gubernur menyatakan, dalam program tersebut tidak ada jual beli pupuk.Pasalnya,semua pupuk dalam Gernas tersebut disiapkan dan digratiskan pemerintah.“Jadi, khusus program ini tidak ada jual beli pupuk, semua gratis.

Karena itu, kalau ada yang menyalahi peraturan, kami akan cabut izinnya,” ungkap dia. Hal tersebut terkait keluhan para petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi dengan harga yang mahal karena diduga dijual kepada pedagang di beberapa daerah di provinsi yang ke-33 itu. Selain itu,para petani juga mengeluhkan kinerja para penyuluh pertanian lapangan (PPL), karena dinilai tidak turun ke lapangan memberikan penyuluhan kepada petani.

“Kami juga sangat mengeluhkan sejumlah PPL yang tidak turun langsung ke lapangan. Dengan begitu, petani tidak akan dapat memahami bagaimana menjalankan program pemerintah dengan baik,” ungkap salah seorang pendamping petani Mamuju, Fatur,31, kemarin.

Dia juga meminta pemerintah dapat memantau masalah tersebut agar program pemerintah dapat sejalan dengan apa yang ada di masyarakat tani. “Mudah-mudahan hal ini juga dapat ditindak,” katanya. Menurut dia, kinerja petugas PPL sangat diharapkan dapat membantu para petani di daerah ini untuk memaksimalkan program pemerintah.

“Jadi,jika PPL tidak hadir di lapangan, bagaimana mungkin dapat memberikan pemahaman tentang pertanian secara maksimal kepada petani.Namun dengan catatan, PPL yang memiliki kemampuan dalam bidangnya, jangan hanya berkedok PPL tapi tidak mengerti akan pertanian,”tandasnya.

Gubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh terkait masalah itu menyatakan, hal tersebut merupakan tanggung jawab setiap kepala daerah untuk mengatasi masalah yang dihadapi para petani, salah satunya kinerja PPL. “Saya sudah pahami. Karenaitu, saya minta para bupatidi daerah masing-masing konsentrasi mengawasi masalah itu,”ujarnya.

Dia menyebutkan bahwa bukan hanya di Sulbar permasalahan itu terjadi, tetapi di beberapa daerah lain di Indonesia juga mengalami hal yang sama.“Ini tidak bisa dibiarkan karena masalah ini hanya akan merugikan petani. Memang masalah ini susah, tapi kami akan tetap memantau dan melakukan perbaikan-perbaikan serta validasi data perlu dilakukan,seperti penumpukan pupuk,” tandasnya. (abdullah nicolha)

No comments: