Monday, June 14, 2010

19 Desa di Soppeng Rawan Banjir

Monday, 14 June 2010
WATANSOPPENG(SI) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng mendata,19 desa di tujuh kecamatan rawan bencana banjir (lihat tabel).Dari tujuh kecamatan tersebut,Kecamatan Lilirilau yang terbanyak.

“Satu-satunya kecamatan yang tergolong bebas banjir hanya Lalabata. Tetapi,kecamatan ini rawan bencana longsor,terutama di Desa Umpungeng dan Mattabulu.Penyebabnya, wilayah tersebut mayoritas pegunungan,” kata Kabid Linmas Badan Kesbang-Linmas Pemkab Soppeng Andi Surahmi,kemarin.

Meski tergolong wilayah rawan bencana, ironisnya Pemkab tidak menganggarkan bantuan bencana alam pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun ini.

Pelaksana tugas Bupati Soppeng yang juga Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Abdul Haris Abbas, mengungkapkan, pihaknya tidak menganggarkan bantuan bencana khusus dalam APBD Soppeng 2010. Alasannya, belum ada sekretariat kabupaten, instansi, atau lembaga khusus yang telah terbentuk untuk menangani persoalan tersebut.

Meski demikian,pihaknya mengaku akan membentuk lembaga yang berdiri sendiri untuk menangani bencana. Rencananya, lembaga tersebut bersifat fungsional.

“Kalau dibentuk struktural,sepertinya bertentangan dengan PP 41/2007 tentang Kelembagaan Perangkat Daerah,” ujarnya kepada wartawan di ruang kerja dia belum lama ini.

Jika lembaga itu sudah terbentuk, anggaran penanggulangan bencana dapat dialokasikan dalam APBD.Kendati saat ini tidak ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk bencana alam,tetap ada dana penanggulangan bencana yang disiapkan Pemkab Soppeng.

“Adanya dana pada dinas terkait. Dana itu bisa untuk pemberian bantuan bencana alam dan bencana sosial,”tandasnya.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Soppeng Andi Unru Mappejanci mengakui pemerintah tidak menganggarkan bantuan bencana alam. Bahkan, sejak Dinsos terbentuk pada 2008,tidak pernah dianggarkan khusus. “Sejak saya menjadi Kepala Dinas Sosial,belum pernah ada dana bantuan tersebut,”tandasnya.

Bantuan yang diberikan kepada masyarakat yang dilanda bencana alam atau kebakaran selama ini dari provinsi dalam bentuk bantuan tanggap darurat. Maka, jika terjadi bencana di daerah tersebut, pihaknya hanya melaporkan ke tingkat provinsi berapa kerugian dan yang membutuhkan bantuan.“Kami hanya memperbaiki laporannya,”ungkapnya.

Andi Unru menyebutkan, dalam APBD Soppeng ada tiga poin yang diperbantukan, yakni bantuan imam masjid dan guru mengaji, panti asuhan,dan penderita penyakit kusta yang ada di salah satu kecamatan di Soppeng.

Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Soppeng yang dikonfirmasi terkait masalah tersebut membenarkan, dalam APBD Soppeng 2010 tidak ada anggaran khusus bencana alam.

Kekurangan Air Bersih

Sementara itu, pascabanjir di enam kecamatan di Kabupaten Bone,warga mengaku kekurangan air bersih. Pasalnya, sumur yang biasa mereka gunakan sebagai sumberairsudahbercampurdengan air sisa banjir dan lumpur.

Salah seorang warga Kelurahan Panyula, Kecamatan Tanete Riattang Timur, yang juga terkena banjir, Rahma,mengatakan, kondisiairtersebutsangat mengancam kesehatan mereka.

“Hampir setiap kali hujan, pasti air sungai meluap dan masuk ke dalam sumur.Hampir dua pekan ini setelah hujan,air sumurnya tak layak pakai,”ungkapnya. Hal senada juga diungkapkan Hasnawati.

Menurutnya,kekurangan air bersih sudah terbiasa setiap kali datang hujan.Namun,mereka juga tak bisa berbuat banyak. ”Saat ini kami hanya mengandalkan air hujan untuk dijadikan air bersih karena semua sumur warga tak bisa lagi digunakan,”pungkasnya. (rahmi djafar/ abdullah nicolha)

No comments: