Minggu 6 Februari
2011
Masih Akan
Dikonsultasikan dengan Pengurus DPD I Partai Golkar Sulsel
MAKASSAR(SINDO) –
Polemik susunan kepengurusan DPD II Partai Golkar Makassar terus bergulir. Dewan
Pimpinan Daerah (DPD) I
memastikan komposisi yang diusulkan belum final dan masih akan dikonsultasikan dengan
Ketua Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo.
Wakil Ketua DPD I
Partai Golkar Sulsel A Yagkin Padjalangi menegaskan, meski susunan pengurus
baru DPD II Golkar telah rampung, komposisi tersebut dipastikan masih akan dikonsultasikan
dengan tim formatur dan Ketua Golkar Sulsel.
”Susunan pengurus
kan sudah selesai, tinggal
dikonfirmasikan nanti dengan pengurus dan Ketua DPD I untuk mendapatkan SK,” ungkap
dia kepada SINDO, saat dihubungi
tadi malam.
Yagkin, yang juga
Koordinator Wilayah (Korwil) Partai Golkar Makassar, menyatakan, hingga saat
ini susunan tersebut belum difinalkan dan tim formatur masih terus melakukan pertemuan.
Selain itu, dia
mengaku tidak mengetahui ada konflik
internal berupa protes dari kader senior yang tidak ditempatkan pada posisi
strategis. Dua kader senior Golkar, yakni Ince Adnan
Machmud, yang saat ini menjabat
ketua DPRD Makassar, dan Ketua Komisi A DPRD Makassar Yusuf Gunco,protes karena namanya tidak
dimasukkan dalam kepengurusan inti.
Dalam usulan, baik
Ince maupun Yusuf Gunco, ditempatkan selaku anggota Dewan Pertimbangan
(Wantim). ”Kalau itu saya tidak tahu perkembangannya karena sedang berada di luar daerah,” ucap dia.
Yagkin juga
menyebutkan, susunan pengurus tersebut akan ditandatangani tim formatur dan
bukan pimpinan sidang saat musda Golkar digelar akhir Desember lalu. ”Jadi,
yang bertanda tangan nanti adalah tim formatur, sementara pimpinan sidang hanya
saat persidangan,”ujar dia.
Namun, keterangan
yang disampaikan Yagkin Padjalangi berbeda dengan Kadir Halid yang memimpin sidang
Musda Golkar yang digelar Desember 2010. Menurutnya, susunan pengurus tersebut
harus mendapatkan tanda tangan pimpinan sidang saat itu.
Formatur telah
menyerahkan berkas tersebut untuk
ditandatangani,tapi saat itu ditolak karena belum ada susunan pengurus. ”Jadi,
saya selaku pimpinan sidang, belum menandatangani hasil kerja tim formatur yang
menyusun struktur kepengurusan baru. Memang pernah disetor dan diajukan kepada
saya untuk ditandatangani, tapi saat itu saya tolak karena belum ada susunannya,”pungkas dia.
Politikus
Partai Golkar Abdul Wahab
Tahir ikut angkat bicara terkait kisruh kepengurusan. Komposisi kepengurusan
tersebut adalah hak dari formatur. Karena itu, sangat tidak etis jika
dipersoalkan.
”Tidak harus
mempersoalkan itu, tetap bagaimana kita berbuat dan bekerja membesarkan
partai,” kata dia yang dikenal dekat dengan Nurdin Halid, tetap terakomodasi dalam
gerbong Ketua Supomo Guntur.
Wahab Tahir juga
disebut-sebut mengisi salah satu posisi wakil ketua. Anggota Komisi B DPRD Makassar itu menjelaskan, tujuan
terlibat dalam partai adalah bagaimana dapat bekerja untuk rakyat dan juga membesarkan partai secara bersama-sama.Kader
jangan mempermasalahkan di mana mereka ditempatkan karena formatur pastinya melihat semua potensi masingmasing kader.
Sementara itu,
legislator Golkar Imran Tenritata Amin Syam hanya mengharapkan Golkar ke depan lebih
mengutamakan mengakomodasi kalangan orang muda potensial partai. Diakomodasinya kalangan muda
untuk membesarkan partai beringin tersebut menjadi salah satu modal besar menghadapi
pemilu mendatang. (abdullah nicolha).
No comments:
Post a Comment