Monday, February 14, 2011

Komposisi Pengurus Belum Final

Minggu 6 Februari 2011
Masih Akan Dikonsultasikan dengan Pengurus DPD I Partai Golkar Sulsel
MAKASSAR(SINDO) – Polemik susunan kepengurusan DPD II Partai Golkar Makassar terus bergulir. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I memastikan komposisi yang diusulkan belum final dan masih akan dikonsultasikan dengan Ketua Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo. 

Wakil Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel A Yagkin Padjalangi menegaskan, meski susunan pengurus baru DPD II Golkar telah rampung, komposisi tersebut dipastikan masih akan dikonsultasikan dengan tim formatur dan Ketua Golkar Sulsel.

”Susunan pengurus kan sudah selesai, tinggal dikonfirmasikan nanti dengan pengurus dan Ketua DPD I untuk mendapatkan SK,” ungkap dia kepada SINDO, saat dihubungi
tadi malam.

Yagkin, yang juga Koordinator Wilayah (Korwil) Partai Golkar Makassar, menyatakan, hingga saat ini susunan tersebut belum difinalkan dan tim formatur masih terus melakukan pertemuan.

Selain itu, dia mengaku tidak mengetahui ada konflik internal berupa protes dari kader senior yang tidak ditempatkan pada posisi strategis. Dua kader senior Golkar, yakni Ince Adnan Machmud, yang saat ini menjabat ketua DPRD Makassar, dan Ketua Komisi A DPRD Makassar Yusuf Gunco,protes karena namanya tidak dimasukkan dalam kepengurusan inti.

Dalam usulan, baik Ince maupun Yusuf Gunco, ditempatkan selaku anggota Dewan Pertimbangan (Wantim). ”Kalau itu saya tidak tahu perkembangannya karena sedang berada di luar daerah,” ucap dia.

Yagkin juga menyebutkan, susunan pengurus tersebut akan ditandatangani tim formatur dan bukan pimpinan sidang saat musda Golkar digelar akhir Desember lalu. ”Jadi, yang bertanda tangan nanti adalah tim formatur, sementara pimpinan sidang hanya saat persidangan,”ujar dia.

Namun, keterangan yang disampaikan Yagkin Padjalangi berbeda dengan Kadir Halid yang memimpin sidang Musda Golkar yang digelar Desember 2010. Menurutnya, susunan pengurus tersebut harus mendapatkan tanda tangan pimpinan sidang saat itu.

Formatur telah menyerahkan berkas tersebut untuk ditandatangani,tapi saat itu ditolak karena belum ada susunan pengurus. ”Jadi, saya selaku pimpinan sidang, belum menandatangani hasil kerja tim formatur yang menyusun struktur kepengurusan baru. Memang pernah disetor dan diajukan kepada saya untuk ditandatangani, tapi saat itu saya tolak karena belum ada susunannya,”pungkas dia.

Politikus Partai Golkar Abdul Wahab Tahir ikut angkat bicara terkait kisruh kepengurusan. Komposisi kepengurusan tersebut adalah hak dari formatur. Karena itu, sangat tidak etis jika dipersoalkan.

”Tidak harus mempersoalkan itu, tetap bagaimana kita berbuat dan bekerja membesarkan partai,” kata dia yang dikenal dekat dengan Nurdin Halid, tetap terakomodasi dalam gerbong Ketua Supomo Guntur.

Wahab Tahir juga disebut-sebut mengisi salah satu posisi wakil ketua. Anggota Komisi B DPRD Makassar itu menjelaskan, tujuan terlibat dalam partai adalah bagaimana dapat bekerja untuk rakyat dan juga membesarkan partai secara bersama-sama.Kader jangan mempermasalahkan di mana mereka ditempatkan karena formatur pastinya melihat semua potensi masingmasing kader.

Sementara itu, legislator Golkar Imran Tenritata Amin Syam hanya mengharapkan Golkar ke depan lebih mengutamakan mengakomodasi kalangan orang muda potensial partai. Diakomodasinya kalangan muda untuk membesarkan partai beringin tersebut menjadi salah satu modal besar menghadapi pemilu mendatang. (abdullah nicolha).

No comments: