Saturday, February 12, 2011

Esensi Muhammadiyah Pudar

PASCA KERICUHAN MUSWIL PM
Kericuhan yang terjadi saat pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulsel ke-XVI di Auditorium Al-Amin Kampus Unismuh Makassar Sabtu (22/1) lalu, dinilai mencoreng citra Muhammadiyah. 

Pasalnya, kejadian seperti itu bukan tradisi dalam organisasi yang berbasis Islam itu. Bahkan, akibat insiden itu, esensial Muhammadiyah dinilai pudar. “Kejadian itu membuat nilainilai esensial Muhammadiyah pudar, bahkan semua orang kaget mendengar insiden itu. Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam yang selalu menjaga nilai demokrasi dan menyelesaikan masalah secara baik dan damai,” ungkap salah seorang kader Muhammadiyah Arqam Azikin,kemarin.

Menurutnya, integritas itu yang harus dijaga bukan mengandalkan kekuatan kelompok. “Jangan membawa kekuatan politik,”tegas dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar ini.

Pascakejadian itu lanjutnya, bukan hanya para pelaku yang perlu dicari, namun perlu melakukan evalusi dalam pelaksanaannya.Terutama kepada mantan pengurus pada periode lama.

Kenapa bisa terjadi? Apakah karena ketidak nyamanan forum (peserta), atau mekanisme tidak dilaksanakan dengan baik sehingga ada yang jadi masalah? “Ini kan kemarahan orang yang tidak puas yang menemukan adanya masalah, sehingga harus dirunut apa persoalannya. Padahal, jarang sekali kejadian seperti itu terjadi, jadi harus dievaluasi hal-hal apa yang membuat itu terjadi,” ujar alumni Jurusan,Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.

Arqam menyebutkan,hal tersebut juga menjadi tanggungjawab bagi ketua terpilih Syahruddin Alrif untuk menyambung kembali silaturrahmi antarsemua kader pascamuswil dan menjunjung tinggi nilai kekaderan Muhammadiyah.

“Jadi, Dia (Ketua) harus bertanggungjawab moral menyambung itu dan me-recovery kembali dan coba membuka ruang dialog antar kader, harus dicari formulasinya, pra kondisi secara keseluruhan proses kekaderan,” pungkas alumnus Pascasarjana Unhas Makassar ini.

Hal senada juga disampaikan Ketua PM Sulsel terpilih Syahruddin Alrif. Dia mengatakan, kejadian itu telah mencoreng kultur Muhammadiyah.“Itu harus diusut tuntas, kejadian itu bukan merupakan tipe kami Muhammadiyah,”tegasnya kepada SINDO tadi malam.

Mundur dari KNPI
Setelah terpilih sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah, Syahruddin mengaku siap mundur dari KNPI.Saat ini,Syahruddin menjabat sebagai Wakil Ketua DPD KNPI Sulsel yang membidangi ekonomi dan prestasi.

“Untuk fokus di PM saya akan mundur (dari KNPI) dan memberikan kesempatan kepada
kader-kader muda Muhammadiyah menduduki jabatan itu,” kata Syahruddin.

Saran agar Syahruddin mundur dari KNPI juga disampaikan Arqam. Dia pun juga sepakat jika kursi yang ditinggalkan Syahruddin di KNPI diberikan kepada kader Muhamadiyah yang lain.

Dalam kepemimpinannya, kata Syahruddin, akan menciptakan kemandirian ekonomi dan independensi politik, hal tersebut katanya untuk menciptakan peluang kerja dan ruang wirausaha kepada kader PM. (abdullah nicolha).

No comments: