PASCA KERICUHAN
MUSWIL PM
Kericuhan yang
terjadi saat pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) Pemuda Muhammadiyah (PM)
Sulsel ke-XVI di Auditorium Al-Amin Kampus Unismuh Makassar Sabtu (22/1) lalu,
dinilai mencoreng citra Muhammadiyah.
Pasalnya,
kejadian seperti itu bukan tradisi dalam organisasi yang berbasis Islam itu.
Bahkan, akibat insiden itu, esensial Muhammadiyah dinilai pudar. “Kejadian itu membuat
nilainilai esensial Muhammadiyah pudar, bahkan semua orang kaget mendengar insiden itu. Muhammadiyah dikenal
sebagai organisasi Islam yang selalu menjaga nilai demokrasi dan menyelesaikan
masalah secara baik dan damai,” ungkap salah seorang kader Muhammadiyah Arqam
Azikin,kemarin.
Menurutnya,
integritas itu yang harus dijaga bukan mengandalkan kekuatan kelompok. “Jangan membawa
kekuatan politik,”tegas dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar ini.
Pascakejadian itu
lanjutnya, bukan hanya para pelaku yang perlu dicari, namun perlu melakukan evalusi
dalam pelaksanaannya.Terutama kepada mantan pengurus pada periode lama.
Kenapa bisa
terjadi? Apakah karena ketidak nyamanan forum (peserta), atau mekanisme tidak dilaksanakan
dengan baik sehingga ada yang jadi masalah? “Ini kan kemarahan orang yang tidak puas yang menemukan adanya masalah,
sehingga harus dirunut apa persoalannya. Padahal, jarang sekali kejadian seperti itu terjadi, jadi harus
dievaluasi hal-hal apa yang membuat itu terjadi,” ujar alumni Jurusan,Ilmu
Komunikasi, FISIP, Universitas Hasanuddin (Unhas) ini.
Arqam
menyebutkan,hal tersebut juga menjadi tanggungjawab bagi ketua terpilih
Syahruddin Alrif untuk menyambung kembali silaturrahmi antarsemua kader pascamuswil
dan menjunjung tinggi nilai kekaderan Muhammadiyah.
“Jadi, Dia
(Ketua) harus bertanggungjawab moral menyambung itu dan me-recovery kembali dan
coba membuka ruang dialog antar
kader, harus dicari formulasinya, pra kondisi secara keseluruhan proses kekaderan,” pungkas alumnus Pascasarjana Unhas Makassar
ini.
Hal senada
juga disampaikan Ketua PM Sulsel terpilih Syahruddin Alrif. Dia mengatakan,
kejadian itu telah mencoreng
kultur Muhammadiyah.“Itu harus diusut tuntas, kejadian itu bukan merupakan tipe
kami Muhammadiyah,”tegasnya kepada SINDO tadi malam.
Mundur dari KNPI
Setelah terpilih
sebagai Ketua Pemuda Muhammadiyah, Syahruddin mengaku siap mundur dari KNPI.Saat
ini,Syahruddin menjabat sebagai Wakil Ketua DPD KNPI Sulsel yang membidangi
ekonomi dan prestasi.
“Untuk fokus di
PM saya akan mundur (dari KNPI) dan memberikan kesempatan kepada
kader-kader muda
Muhammadiyah menduduki jabatan itu,” kata Syahruddin.
Saran agar
Syahruddin mundur dari KNPI juga disampaikan Arqam. Dia pun juga sepakat jika kursi yang ditinggalkan
Syahruddin di KNPI diberikan kepada kader Muhamadiyah yang lain.
Dalam
kepemimpinannya, kata Syahruddin, akan menciptakan kemandirian ekonomi dan independensi politik, hal
tersebut katanya untuk menciptakan peluang kerja dan ruang wirausaha kepada kader
PM. (abdullah nicolha).
No comments:
Post a Comment