Wednesday, February 9, 2011

Pemprov Minta Izin Biro Haji Ditinjau

Saturday, 13 November 2010
MAKASSAR (SINDO) – Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprov Sulsel Hery Iskandar meminta Kementerian Agama RI menindak tegas oknum biro perjalanan haji yang telah melakukan penipuan terhadap calon jamaah haji (calhaj) asal Pinrang dan Gowa.


Pasalnya, tindakan tersebut telah banyak membuat para calhaj dirugikan dan tertipu karena berharap berhaji tahun ini, namun tak juga diberangkatkan ke Tanah Suci.

Bahkan, pihak pemprov akan segera meminta ke pihak Kemenag agar meninjau kembali izin biro perjalanan haji agar apa yang menimpa puluhan calhaj dari Kabupaten Pinrang dan Gowa serta beberapa daerah lainnya tidak terulang lagi pada musim haji yang akan datang.

“Itu nanti akan kami minta kepada pihak Kementerian Agama (Kemenag) untuk ditindak tegas dan meminta agar izin biro perjalanan haji tersebut ditinjau ulang,”ungkap Hery.

Hal tersebut berkaitan dengan terkuaknya sejumlah penipuan pemberangkatan haji yang dilakukan oleh sejumlah oknum yang mengatasnamakan biro perjalanan haji sehingga mengakibatkan puluhan calhaj tidak bisa berangkat berhaji tahun ini.

Parahnya, calhaj yang telah dijanjikan tersebut ditelantarkan hingga tiga hari dan diminta tetap bersabar, setelah menunggu mereka mendapat informasi bahwa tidak jadi diberangkatkan dengan alasan yang tidak jelas.Sementara pembayaran telah dilunasi.

Senada diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Haji, Zakat, dan Wakaf Kanwil Kemenag Sulsel A Syahrulyali R bahwa pihaknya telah mendengar adanya kasus penipuan yang berkedok biro perjalanan haji tersebut.

Menurut Sekretaris PPIH Embarkasi Makassar ini, tindakan hukum harus segara dilakukan oleh Kemenag agar pada tahun-tahun akan datang tidak ada lagi kasus serupa yang menimpa calhaj.

Sementara itu, salah seorang calhaj asal Gowa, yang tidak jadi berangkat ke tanah suci Fatimasang Parawansa mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengelola Travel Mandiri.

Dia mengenal travel tersebut dari salah seorang rekannya yang juga tidak jadi berangkat. Travel yang dikelola oleh H Sanre ini, sudah beroperasi sejak beberapa tahun yang lalu. Pihaknya sendiri tidak pernah menduga akan terjadi bentuk penipuan seperti yang dialaminya sekarang.

Awal Januari 2010, dia menyetor sebagian uangnya sebesar Rp30 juta ke travel tersebut.Saat menyetor oleh pengelola travel,dia diberikan selembar kuitansi yang dibubuhi tandatangan tanpa meterai.

”Ketika menerima kuitansi tersebut, saya ingin bertanya kenapa tidak diberikan materi. Padahal uang diatas satu juta rupiah itu harus dilengkapi materai.Tapi saya tetap saja percaya, sama sekali tidak curiga, apalagi saya tahu H Sanre seorang haji, tidak mungkin menipu,”katanya.

Pada saat pelunasan sekitar bulan Mei,dia baru mengetahui kalau travel yang dikelola H Sanre tersebut numpang pada Travel Siar, salah satu travel besar asal Arab Saudi yang beralamat di Panakukang. Saat itu perasaan ragu pun mulai muncul, ternyata keraguan itu terbukti dikemudian hari sehingga dirinya gagal berangkat ke tanah suci. (abdullah nicolha/ andi amriani)

No comments: